KOTA, Radar Trenggalek – Sosialisasi yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran warga Bumi Menak Sopal agar membantu sesama dengan donor darah tampaknya masih kurang.
Pasalnya, memasuki pertengahan bulan Ramadan ini, Palang Merah Indonesia (PMI) Trenggalek mengumumkan bahwa stok darah saat ini dalam kondisi menipis.
Hal tersebut diakui oleh Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Trenggalek, Sugito Teguh.
Menurut dia, saat ini jumlah kantong darah yang tersedia memang tidak mencukupi kebutuhan harian.
Hal tersebut terjadi karena permintaan yang tinggi, sementara jumlah pendonor, khususnya dengan golongan darah A dan AB masih sangat kurang.
“Stok darah saat ini memang menipis dan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan setiap hari yang idealnya mencapai 50 kantong per hari,” katanya.
Berdasarkan data pada Senin (10/3) kemarin, total stok darah siap pakai hanya tersisa 149 kantong.
Stok darah A sekitar 28 kantong, darah B sekitar 38 kantong, stok darah O sebanyak 55 kantong, golongan AB sebanyak 28 kantong.
“Menipisnya stok darah bisa dikarenakan permintaan darah yang banyak dan minimnya jumlah pendonor yang dibutuhkan. Trenggalek sendiri yang minim adalah A dan AB,” terangnya.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, UDD PMI Trenggalek perlu melakukan berbagai upaya.
Hal tersebut seperti program jemput bola dengan mengoperasikan unit mobile serta melakukan broadcast kepada para pendonor agar segera mendonorkan darah mereka.
Selain itu juga terus memberikan imbauan kepada masyarakat yang memenuhi syarat untuk segera melakukan donor darah, baik di gedung PMI maupun melalui unit mobile yang berkeliling.
Imbauan tersebut diberikan bukan hanya untuk masyarakat dewasa. Para remaja berusia 17 tahun juga sudah bisa melakukan donor darah.
Itu dilakukan karena proses pencarian pendonor harus tetap dilakukan karena stok yang tersedia dapat berubah sewaktu-waktu, mengingat permintaan darah yang cukup tinggi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan.
“Semoga saja berbagai upaya yang kami lakukan ini berbuah hasil dengan stok darah bisa kembali aman dan mencukupi kebutuhan pasien yang membutuhkan,” imbuh mantan kepala Dinkesdalduk KB Trenggalek ini.(mg1/c1/jaz)