Trenggalekjenggelek.com – Ngabuburit menjadi tradisi yang dinantikan saat Ramadan, di mana masyarakat berburu hidangan berbuka puasa sambil menikmati suasana sore.
Di Kabupaten Trenggalek, dua lokasi utama menjadi pusat berburu takjil, yakni Alun-alun Trenggalek.
Selai itu, Pasar Pon di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek juga menjadi lokasi berburu takjil.
Pemkab Trenggalek berharap bulan Ramadan dapat membawa berkah bagi semua, termasuk para pedagang takjil.
“Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui rapat koordinasi memberikan kesempatan bagi pedagang takjil dan usaha pendukung lainnya untuk berjualan di Pasar Pon dan Alun-alun,” ujar Kepala DisKomidag Kabupaten Trenggalek, Saniran.
Seperti tahun sebelumnya, dua lokasi ini dipilih karena letaknya yang strategis di pusat kota. Pasar Pon juga menawarkan area parkir yang luas, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
Saniran menjelaskan bahwa pasar takjil mulai beroperasi sejak 1 Ramadan hingga akhir bulan suci. Sementara di Alun-alun, para pedagang mendapat kesempatan berjualan hingga 6 Syawal.
“Biasanya, berjualan di sekitar Alun-alun hanya diperbolehkan pada akhir pekan. Namun, selama Ramadan hingga Idul Fitri, pedagang diperkenankan berjualan setiap hari,” tambahnya.
Aktivitas jual beli takjil berlangsung hingga pukul 22.00 WIB dengan ketentuan tetap menjaga ketertiban, keamanan, serta tidak mengganggu jalannya ibadah selama Ramadan.
“Para pedagang bisa mulai persiapan sejak pukul 02.00, kemudian berjualan dari pukul 03.00 hingga menjelang magrib. Setelah salat tarawih, mereka diperbolehkan kembali berjualan hingga pukul 22.00,” jelas Saniran.
Dari data yang dihimpun, terdapat sekitar 40 hingga 60 pedagang makanan di Pasar Pon, sedangkan di Alun-alun jumlahnya lebih banyak, berkisar antara 90 hingga 110 pedagang.
“Kami berupaya melakukan penataan sebaik mungkin, terutama di Alun-alun, agar suasana tetap rapi dan tertib,” pungkasnya. (kho)
Penulis: Akhmad Nur Khoiri