Trenggalekjenggelek– Persiapan melayani wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata di Kabupaten Trenggalek telah dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud).
Persiapan terkait pengelolaan ini sudah harus dimulai pada 22 Maret 2025 ini dan seterusnya harus sudah siap dalam pelayanan sampai pada 13 April nanti.
Upaya persiapan ini dengan dikeluarkannya surat himbauan yang ditujukan kepada seluruh pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha lingkup Kabupaten Trenggalek, yang setidaknya ada 13 poin penting yang harus diperhatikan.
“Kami meminta agar himbauan ini benar – benar dijalankan oleh seluruh pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha, untuk memberikan pelayanan prima pada wisatawan baik lokal maupun luar Trenggalek yang berkunjung ke Trenggalek tercinta ini,” ucap Kepala Disparbud Kabupaten Trenggalek Drs. Sunyoto.
Poin – poin tersebut yaitu, agar memastikan kesiapan destinasi wisata yang meliputi peralatan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM) yang memadai. Memperhatikan dan menjaga kebersihan dan keamanan destinasi wisata dengan menugaskan personal dengan jumlah yang memadai sesuai dengan tugas masing – masing.
“Agar dilakukan pembersihan, perapian dan penataan lokasi wisata untuk menambah kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung, termasuk melakukan antisipasi pemangkasan atau penebangan pohon yang kondisinya dianggap membahayakan wisatawan,” tegas Sunyoto.
Selanjutnya gar pengelola dan juga peduli dengan sampah, yaitu dengan melaksanakan pengelolaan sampah dengan baik dengan cara memilah sampah organic dan anorganic. Termasuk tidak membakar tapi dengan membuang sampah ke tempat pembuangan sampah terdekat.
Penting juga agar menyediakan petugas kesehatan di destinasi wisata atau bekerja sama dengan penyedia fasilitas kesehatan.
“Ini penting juga ya, untuk kenyamanan pengunjung, bagi pengelola perahu wisata di Pantai Pasir Putih dan Simbaronce, tidak diperbolehkan memarkir perahunya di tepi pantai dan harus diparkir di bagian tengah dengan menggunakan jangkar,” lanjut lelaki yang piawai sebagai MC bahasa Jawa ini.
Sementara, bagi pelaku usaha wahana wisata air seperti perahu wisata, banana boat, donat boat, jetski dan lain – lain, dapat mengoperasikan wahananya dengan memastikan cuaca dalam kondisi aman.
Harus memastikan kelayakannya wahana dengan menerapkan SOP pelayanan pengunjung secara tertib.
“Harus dilengkapi life jacket atau pelampung, dan tidak melakukan atraksi wahana seperti dijatuhkan serta wajib melakukan skrining kesehatan, harus juga ada penandatanganan surat pernyataan kesehatan bagi calon penumpang,” ujar Sunyoto.
Tak ketinggalan bagi pelaku usaha tour agent/tour operator agar menggunakan moda transportasi yang telah memenuhi standar kelaikan dan prosedur keselamatan dari instansi yang berwenang.
“Termasuk seluruh pengelola wisata wajib menyiapkan petugas khusus untuk membantu pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan kemacetan kendaraan,” kata Sunyoto.
Selebihnya, agar pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha juga selalu waspada terhadap dampak bencana dan selalu memantau informasi terkini melalui website BMKG.
Serta harus selalu aktif melakukan koordinasi dengan pihak terkait apabila terjadi permasalahan, gangguan keamanan dan ketertiban di lokasi wisata yang dikelola. (tin/jaz)
