Trenggalekjenggelek.com– Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek sudah siap untuk tidak menikmati 100 persen Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Pasalnya, mereka sepakat untuk mendonasikan sebagian TPP tersebut guna mendukung pembangunan daerah.
Alasannya, sejauh ini ada berbagai persoalan yang timbul semasa kepemimpinan Bupati Mochamad Nur Arifin dan Wakil Bupati (Wabup), Syah Mohamad Natanegara (Ipin-Syah).
Itu bermula dari pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar terhadap perekonomian daerah.
Sementara di periode kedua, efisiensi anggaran menjadi tantangan utama. Situasi tersebut diperparah dengan desakan masyarakat agar pemerintah segera menangani infrastruktur yang rusak dan beresiko membahayakan keselamatan warga.
“Tentang masalah itu (infrastruktur, red) kami prihatin atas laporan kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi jalan yang buruk,” ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
Namun, keterbatasan anggaran menghambat langkah Pemkab Trenggalek untuk bertindak cepat.
Oleh karena itu, pemkab mengajak ASN untuk bergotong royong dengan menyisihkan sebagian penghasilannya guna membantu pendanaan pembangunan infrastruktur.
“Ini bulan puasa, dalam tata negara kita juga sedang berpuasa, yaitu efisiensi. Saya tekankan lagi, efisiensi itu mengurangi hak kita, bukan jatah rakyat,” ujarnya.
Rencananya, penggalangan dana dari ASN tersebut akan dilengkapi dengan berbagai langkah penghematan lainnya.
Pemkab telah melakukan pemangkasan biaya operasional, termasuk perjalanan dinas dan rapat, namun dana tambahan tetap dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur.
Sehingga inisiatif para ASN tersebut dalam berkontribusi mencerminkan semangat kebersamaan dalam menghadapi kendala anggaran.
Sehingga pemkab berharap langkah yang diambil tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa mengorbankan hak-hak mereka.
“Jika anggaran rutin sudah tidak bisa dikurangi lagi, sementara program pembangunan harus tetap berjalan, maka pilihan terakhir adalah menyisihkan sebagian take home pay. Daripada kami potong, lebih baik ini dilakukan secara sukarela sebagai bentuk sedekah,” jelas Ipin. (kho/jaz)